Dalam keheningan dan kegelapan malam, ku pejamkan mata dan ku percayakan pada sinar rembulan untuk menemaniku masuk jauh ke dalam jiwaku. Melewati kepekatan bayangan duniawi dan menembus lebih dalam menyusup sebongkah daging dan tulang-belulang yang tiada daya, menguraikan apa, siapa dan bagaimana arti sebuah kebenaran yang agung dalam sebuah kehidupan dengan mengeyahkan perkataan-perkataan yang membisingkan telingaku, menyeretku ke dalam kebimbangan dan menenggelamkan ku ke dalam ketidaktahua.
Jauh di dalam diriku sebuah tempat istimewa yang tak mungkin dapat tergantikan oleh siapa pun, kapan pun dan bagaimana pun. Sehebat apapun manusia takkan pernah sanggup menggantikan. Itulah jawaban yang selama ini aku cari, jawaban seuntai kalimat petuah seorang ayah, memiliki arti sangat dalam yang takkan pernah sanggup terlambangkan. Walaupun dengan kalimat indah berpuitis yang diukir dengan pena bertintakan emas bercampur perak serta serbuk kristal mutiara ataupun ribuan semburat warna yang berpadu, takkan mampu mewakili keagungan kuasa-NYA. Dan hanyalah Dia yang selalu dekat bukan hanya dangan ku tetapi semua makhluk di bumi ini.
Pada-NYA aku berasal dan hanya kepada-NYA pula lah aku pasti kembali.
Jauh di dalam diriku sebuah tempat istimewa yang tak mungkin dapat tergantikan oleh siapa pun, kapan pun dan bagaimana pun. Sehebat apapun manusia takkan pernah sanggup menggantikan. Itulah jawaban yang selama ini aku cari, jawaban seuntai kalimat petuah seorang ayah, memiliki arti sangat dalam yang takkan pernah sanggup terlambangkan. Walaupun dengan kalimat indah berpuitis yang diukir dengan pena bertintakan emas bercampur perak serta serbuk kristal mutiara ataupun ribuan semburat warna yang berpadu, takkan mampu mewakili keagungan kuasa-NYA. Dan hanyalah Dia yang selalu dekat bukan hanya dangan ku tetapi semua makhluk di bumi ini.
Pada-NYA aku berasal dan hanya kepada-NYA pula lah aku pasti kembali.